Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Ascariasis? Penyakit Cacingan yang Bunuh Balita di Sukabumi

 Oleh Ratih Ika Wijayanti

Source: Carygastro


Belakangan ini masyarakat Indonesia dikejutkan oleh kasus balita bernama Raya di Sukabumi yang meninggal dunia akibat penyakit cacingan kronis atau askariasis. Kabar ini viral di berbagai media sosial dan menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama di kalangan orang tua. Pasalnya, penyakit yang sering dianggap sepele ini ternyata bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan serius.

Kematian Raya menjadi pengingat keras bagi kita semua bahwa cacingan bukanlah penyakit ringan. Kondisi ini bisa melemahkan tubuh secara perlahan, merusak sistem pencernaan, hingga menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Lantas, apa sebenarnya penyakit cacingan? Bagaimana penyebabnya? Dan apa saja dampaknya bagi tubuh, terutama pada anak-anak?

Apa Itu Askariasis?

Askariasis atau penyakit cacingan adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh masuknya cacing ke dalam tubuh manusia, biasanya melalui makanan, minuman, atau lingkungan yang tercemar. Jenis cacing yang sering menyerang manusia antara lain:

  • Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

  • Cacing tambang (Ancylostoma duodenale & Necator americanus)

  • Cacing cambuk (Trichuris trichiura)

  • Cacing pita (Taenia sp.)

  • Cacing kremi (Enterobius vermicularis)

Cacing-cacing ini hidup di dalam usus manusia dan menyerap nutrisi dari makanan yang kita konsumsi. Akibatnya, penderita cacingan akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, mulai dari tubuh lemas, kekurangan gizi, hingga kerusakan organ jika infeksi berlangsung lama.

Penyebab Penyakit Cacingan

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit cacingan, di antaranya:

  1. Kebersihan yang Buruk

Anak-anak sering bermain di tanah atau lingkungan yang kotor tanpa mencuci tangan setelahnya. Telur cacing bisa menempel pada jari dan masuk ke mulut ketika makan.

  1. Makanan dan Minuman Tercemar

Mengonsumsi makanan mentah atau tidak dimasak sempurna (seperti sayuran yang tidak dicuci bersih atau daging setengah matang) dapat menjadi media masuknya telur cacing ke dalam tubuh.

  1. Kurangnya Akses Sanitasi

Buang air besar sembarangan, air minum yang tidak higienis, dan sanitasi lingkungan yang buruk meningkatkan risiko penyebaran cacing.

  1. Kebiasaan Tidak Cuci Tangan

Telur cacing bisa berpindah dari satu orang ke orang lain melalui tangan yang tidak bersih, terutama pada anak-anak yang sering memasukkan jari ke mulut.

Dampak Penyakit Cacingan pada Tubuh

Mungkin sebagian orang menganggap cacingan hanyalah penyakit biasa yang bisa sembuh dengan obat sekali minum. Padahal, infeksi cacing kronis seperti yang dialami Raya bisa sangat berbahaya, terutama pada anak-anak. Berikut dampak yang ditimbulkan:

  1. Kekurangan Nutrisi

Cacing menyerap nutrisi langsung dari makanan di usus. Akibatnya, anak yang cacingan kronis akan kekurangan gizi meskipun sudah makan banyak.

  1. Anemia (Kekurangan Darah)

Beberapa jenis cacing, seperti cacing tambang, mengisap darah dari dinding usus. Hal ini menyebabkan anemia, tubuh lemas, pucat, dan sulit berkonsentrasi.

  1. Pertumbuhan Terhambat (Stunting)

Anak yang menderita cacingan kronis berisiko tinggi mengalami gangguan pertumbuhan karena tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup.

  1. Gangguan Sistem Imun

Tubuh yang kekurangan nutrisi akibat cacingan menjadi lebih rentan terserang penyakit lain.

  1. Kerusakan Organ

Infeksi cacing yang parah bisa menyebar ke organ lain, seperti hati atau paru-paru, dan menyebabkan komplikasi serius yang bisa berujung kematian.

Kasus Raya menunjukkan bahwa ketika cacingan dibiarkan terlalu lama, tubuh akan semakin melemah hingga akhirnya tidak mampu bertahan.

Solusi dan Pencegahan Penyakit Cacingan

Meskipun berbahaya, penyakit cacingan sebenarnya bisa dicegah dan diobati dengan langkah sederhana. Berikut beberapa solusi yang bisa dilakukan:

1. Minum Obat Cacing Secara Rutin

Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk anak-anak usia 1-12 tahun. Obat cacing seperti albendazole atau mebendazole terbukti efektif membunuh cacing dalam usus.

2. Menjaga Kebersihan Diri

  • Membiasakan anak mencuci tangan dengan sabun setelah bermain dan sebelum makan.

  • Memotong kuku secara rutin agar telur cacing tidak menempel.

3. Mengonsumsi Makanan yang Bersih dan Matang

Pastikan makanan dimasak hingga matang sempurna, sayuran dicuci bersih, dan air minum berasal dari sumber yang higienis.

4. Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Penting untuk menyediakan toilet yang layak, mengelola limbah dengan benar, serta memastikan lingkungan rumah tetap bersih dan sehat.

5. Edukasi Kesehatan

Orang tua perlu mengajarkan anak sejak dini tentang pentingnya menjaga kebersihan agar tidak mudah terinfeksi cacing.

Kasus tragis yang menimpa balita Raya di Sukabumi seharusnya membuka mata kita semua bahwa cacingan bukanlah penyakit sepele. Infeksi cacing kronis dapat merenggut nyawa, terutama pada anak-anak yang masih rentan terhadap gangguan nutrisi.

Dengan menjaga kebersihan diri, mengonsumsi makanan yang higienis, serta rutin memberikan obat cacing, kita bisa mencegah kasus serupa terulang. Ingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan.


Posting Komentar untuk "Apa Itu Ascariasis? Penyakit Cacingan yang Bunuh Balita di Sukabumi "