Marriage Story [Netflix] review: Drama Komedi dengan Cerita Perceraian yang Realistis
Oleh Neneng Pratiwi
IMDb rating: 8,4/10
Rilis: 6 November 2019 (USA)
Nicole: What I love about Charlie. He loves being
a dad. He loves all the things you’re supposed to hate, like waking up at
night. It’s almost annoying how much he likes it. He cries easily in movies.
He’s very competitive. He’s very clear about what he wants. He’s a great
dresser. He never looks embarrassing, which is hard for a man.
Charlie:
What I love about Nicole. She’s a
great dancer, infectious. She is a mother who plays, really plays. She gives
great presents. She’s competitive. She knows when to push me, and when to leave
me alone. It’s not easy for her to close a cabinet. She’s brave.
Film bergenre drama komedi besutan
sutradara Noah Baumbach ini tengah menjadi perbincangan hangat di dunia
perfilman karena mendapat 6 nominasi di Golden Globes 2020. Mengangkat tema
besar tentang perceraian, film yang naskahnya ditulis langsung oleh sang
sutradara ini berhasil meraih pendapatan sekitar $ 1,8 juta di seluruh dunia. Marriage Story dan Irish Man (2019) mendominasi ajang Golden Globes tahun depan, yang
semakin mengantarkan Netflix sebagai penyedia layanan streaming digital
terdepan saat ini.
Perceraian sebagai tema besar dalam
film ini, tidak dimunculkan dalam bentuk drama yang mendayu-dayu – melainkan
konflik yang tenang namun menghanyutkan. Sebagian kamu yang tidak begitu
menyukai genre drama mungkin akan sedikit bosan di sepertiga bagian awal film.
Tetapi 1/3 akhir film berhasil memporak-porandakan emosi kita.
Cerita
perceraian yang realistis
Charlie Barber (Adam Driver) dan Nicole
Barber (Scarlett Johansson) adalah pasangan couple goal di kalangan mereka.
Charlie – sutradara teater di New York yang karirnya tengah bersinar, sementara
Nicole sang istri mendapat tawaran peran di sebuah televisi di LA. Demi tawaran
peran tersebut Nicole meninggalkan perusahaan teater yang dirintisnya bersama sang
suami.
Di sinilah konflik bermula. Perbedaan
tujuan, masing-masing bersikukuh dengan goals-nya sendiri-sendiri. Lantas buah
hati mereka - Henry Barber (Azhy Robertson) harus menjadi korban dari ego kedua
orang tuanya tersebut. Charlie bersikukuh kalau New York adalah tempat terbaik
bagi Henry untuk tetap tinggal. Sementara itu Nicole ingin Henry menetap di LA
bersama dia dan keluarganya. Perceraian pun menjadi pilihan terberat bagi kedua
belah pihak, sekaligus jalan terbaik. Oleh karena permasalahan keduanya yang
tidak kunjung terselesaikan.
Di pertengahan awal cerita, konflik
seputar perceraian mereka dirasa kurang bergejolak. Masing-masing masih
menginginkan berpisah secara baik-baik dan secepatnya. Namun, seiring bergulirnya
cerita, konflik diantara Charlie dan Nicole semakin pelik. Saling tuduh,
membongkar kekurangan satu sama lain, menjadi adegan-adegan yang relate dengan perceraian. Diperkuat
dengan tokoh pendamping – yakni pengacara pribadi keduanya. Yakni Nora Fanshaw
(Laura Dern) sebagai pengacara Nicole dan Bert Spitz (Alan Alda) sebagai
pengacara pertama Charlie. Charlie bahkan berganti pengacara hingga dua kali.
Drama adu argumen antar pengacara ini juga jadi dialog yang semakin mempertegas
konflik cerita.
Durasi 2 jam 16 menit cukup mengaduk
emosi penonton. Terkadang kita dibawa simpati dan berharap Charlie dan Nicole
masih mempertahankan perasaan sayang dan kagum untuk satu sama lainnya.
Berharap keduanya rujuk di akhir cerita. Namun, tidak jarang, kita merasa iba
dengan Nicole yang sudah menjadi sosok ibu sekaligus istri yang sempurna –
namun kurang dihargai oleh Charlie. Merasa Charlie adalah tokoh antagonis dalam
perceraian mereka. Pun sebaliknya, pada moment tertentu mungkin Nicole yang
terlalu sensitif dan ambisius dengan goals-nya.
Beberapa
adegan yang mempermainkan emosi penonton
Adegan pertama yang membuat emosi
penonton berantakan adalah saat Nicole berkonsultasi dengan Nora, pengacaranya.
Curhatannya tentang ia yang kehilangan sebagian dirinya sejak menikah dengan
Charlie. Harus mengesampingkan segala goalsnya demi mempertahankan
pernikahannya. Suara hati Nicole ini berhasil bikin penonton, terutama
perempuan merasa simpati dengan yang dialami oleh Nicole.
Lalu adegan-adegan saat Charlie menjadi
ayah yang baik bagi Henry. Sesederhana saat ia mengenakan kostum Halloween demi
Henry. Lalu ketika ia berlutut pertanda rasa bersalahnya pada Nicole sehabis
mereka bertengkar hebat.
Tidak kalah sakit dada, ketika Henry
membacakan isi surat Nicole tentang Charlie. Kemudian Nicole yang memesankan
menu untuk Charlie di restoran, ketika Charlie kesulitan menentukan pilihan
makanan. Nicole tahu setiap detail tentang Charlie. Terakhir, adegan sederhana
ketika Nicole membantu Charlie membetulkan tali sepatunya – bahkan ketika
mereka sudah resmi bercerai. Jiwa mereka berpisah secara hukum dan agama, tapi
perasaan sayang dan peduli satu sama lainnya masih jelas tersisa.
Sumber
gambar: cosmopolitan.com, empireonline.com, theverge.com
Posting Komentar untuk "Marriage Story [Netflix] review: Drama Komedi dengan Cerita Perceraian yang Realistis"